Skip to main content

Let's learning about Elektrokardiogram (EKG)

ELEKTROKARDIOGRAM

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.

Kertas Perekam EKG:
  • Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s.
  • Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm 2.
  • Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s.
  • 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s.
  • Karena itu ada 5 kotak besar /menit.
  • 12 sedapan EKG berkualitas diagnostik dekalibrasikan sebesar 10 mm/mV.
  • Sinyal kalibrasi harus dimasukkan dalam tiap rekaman.
  • Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
Gelombang dan Interval:
  • Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T.
  • Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada 50-70% di EKG.
Analisis Irama Jantung:

Gelombang P
  • Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan menyebar dati atrium kanan ke atrium kiri.
  • Vektor ini berubah ke gelombang P di EKG
  • Hubungan antara gelombang P dan kompleks QRS membantu membedakan sejumlah aritmia jantung.
  • Bentuk dan durasi gelombang P dapat menandakan pembesaran atrium.
Interval PR
  • Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120-200 ms.
  • Pada pencatatan EKG, ini berhubungan dengan 3-5 kotak kecil.
  • Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan blok jantung tingkat pertama.
  • Interval PR yang bervariasi dapat menandakan jenis lain blok jantung.
  • Depresi segmen PR dapat menandakan lesi atrium atau perikarditis.
  • Morfologi gelombang P dapat bervariasi, pada sedapan EKG tunggal dapat menandakan irama pacemaker ektopik seperti pacemaker yang menyimpang maupun takikardi atrium multifokus.
Kompleks QRS
  • Kompleks QRS adalah struktur EKG yang berhubungan dengan depolarisasi ventrikel.
  • Karena ventrikel mengandung lebih banyak massa otot dari pada atrium, maka kompleks QRS lebih besar dari pada gelombang P.
  • Di samping itu, karena sistem His/Purkinye mengkoordinasikan depolarisasi ventrikel, kompleks QRS cenderung memandang tegak dari pada membundar karena pertambahan kecapatan konduksi.
  • Kompleks QRS yang normal berdurasi 0,06-0,10 s yang ditunjukkan dengan 3 kotak kecil atau kurang, namun setiap ketidaknormalan konduksi bisa lebih panjang, dan menyebabkan perluasan kompleks QRS.
  • Tidak setiap kompleks QRS memuat gelombang Q, gelombang R dan gelombang S.
  • Menurut aturan, setiap kombinasi gelombang-gelombang itu dapat disebut sebagai kompleks QRS.
  • Beberapa penulis menggunakan huruf kecil dan besar, bergantung pada ukuran relatif setiap gelombang.
  • Sebagai contoh, sebuah kompleks Rs akan menunjukkan defleksi positif, sedangkan kompleks rS akan menunjukkan defleksi negatif.
  • Durasi, amplitudo, dan morfologi kompleks QRS berguna untuk mendiagnosis aritmia jantung, abnormalitas konduksi, hipertrofi ventrikel, infark otot jantung, gangguan elektrolit dan keadaan sakit lainnya.
  • Gelombang Q bisa normal (fisiologis) atau patologis.
  • Gelombang Q lebih besar dari pada 1/3 tinggi gelombang R, berdurasi > 0,04 s, atau di sadapan prekordial kanan dianggap tidak normal, dan mungkin menggambarkan infark miokardium.
Segmen ST
  • Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s.
  • Segmen ini bermula di titik J (persimpangan antara kompleks QRS dan segmen ST) dan berakhir di awal gelombang T.
  • Segmen ST normal sedikit cekung ke atas.
  • Segmen ST yang datar, sedikit landai, atau menurun dapat menandakan iskemia koroner.
  • Elevasi segmen ST bisa menandakan infark otot jantung.
  • Elevasi > 1 mm dan lebih panjang dari 80 ms menyusul titik J.
  • Tingkat ukuran ini bisa positif palsu sekitar 15-20% (yang sedikit lebih tinggi pada wanita dari pada pria) dan negatif palsu sebesar 20-30%.
Gelombang T
  • Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel.
  • Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi absolut.
  • Separuh terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi relatif.
  • Gelombang T terbalik bisa menjadi iskemia koroner, hipertrofi ventrikel kiri atau gangguan SSP.
  • Gelombang T yang tinggi atau bertenda bisa menandakan hiperkalemia.
  • Gelombang T yang datar dapat menandakan iskemia koroner atau hipokalemia.
Interval QT
  • Interval QT diukur dari awal kompleks QRS ke akhir gelombang T.
  • Interval QT yang normal biasanya sekitar 0,40 s.
  • Interval QT di samping yang terkoreksi penting dalam diagnosis sindrom QT panjang dan sindrom QT pendek.
  • Interval QT beragam berdasarkan pada denyut jantung.
Gelombang U
  • Gelombang U tak selalu terlihat.
  • Gelombang ini khasnya kecil, dan menurut definisi mengikuti gelombang T.
  • Gelombang U diperkirakan menggambarkan repolarisasi otot papilaris atau serabut Purkinye.
  • Gelombang U yang menonjol sering terlihat di hipokalemia, hiperkalsemia, tirotoksikosis, atau pajanan terhadap digitalis, epinefrin, dan antiaritmia.
  • Sebuah gelombang U yang terbalik dapat menggambarkan iskemia otot jantung atau kelebihan muatan volume di ventrikel kiri.

EKG merupakan gold standard untuk diagnosis aritmia jantung.

Comments

  1. waaaahhhhhhhh pusiiiiing hehehehe

    ReplyDelete
  2. mar menyenangkan to kak belajar EKG hehhee.. qta suka jantung jadinya :))

    ReplyDelete
  3. Lonely as a cloud

    What shall we sing, my friends?
    In what shall we rejoice?
    There alone our song lives,
    Where our ancestors were born.
    On Earth, where they lived...
    I suffer here on Earth...
    He who gives life conceals


    thanks.

    ReplyDelete
  4. ho oh ho oh, qt dapa ranking waktu kursus horraayyy hehehehe, cuman masalahnya krn nda pake pake jd gitu dehh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Uji Maddox - ROD

Tujuan Tes digunakan untuk mengukur heteroforia atau tropia kecil Dasar Kedua mata melihat dengan fovea Disosiasi terjadi bila dipakai Maddox rod pada mata Alat Kamar yang gelap Filter Maddox rod(terdiri sejumlah silinder plano konveks paralel dengan jarak fokus pendek). Teknik Jarak pemeriksaan dapat jauh ataupun dekat. Kedua mata diberi kacamata koreksi. Maddox rod dipasang pada satu mata (dipakai Maddox merah) biasanya mata kanan. Dengan kedua mata terbuka pasien diminta berfiksasi pada lampu. Pasien diminta menerangkan letak garis (dilihat melalui Maddox rod) bandingkan dengan letak lampu. Bila garis Maddox rod dipasang vertikal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis horizontal. Bila garis Maddox rod dipasang horizontal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis vertikal. Bila dipasang untuk menyatukannya maka dapat ditentukan berat foria atau tropia. Nilai Bila sinar vertikal M

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum atas dan bawah, serviks ditampakkan. Bibir anterior serviks dijepit dengan tenakulum. ·          Dilakukan inspeksi dengan teliti terhadap serviks dan vagina ·          Terdapat d

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid