Skip to main content

SEREBRITIS DAN ABSES OTAK

SEREBRITIS DAN ABSES OTAK

ICD G 06.0

DEFINISI/ETIOLOGI

Ø Penumpukan material piogenik yang terlokalisir di dalam I di antara

parenkim otak.

Ø Etiologi:

· Bakteri (yang sering) : Staphylococcus aureus, streptococcus

anaerob, S.beta hemolitikus, S. alfa hemolitikus, E. coli,

Bacteroides.

· Jamur : N. asteroids, spesies candida, aspergillus.

· Parasit (jarang) : E. Histolitika, cystedrcosis, schistosomiasis.



Patogenesis

Mikroorganisme (MO) mencapai parenkim otak melalui:

· Hematogen : dari suatu tempat infeksi yang jauh

· Perluasan di sekitar otak : sinusitis frontalis, otitis media.

· Trauma tembus kepala/operasi otak.

· Komplikasi dari kardiopulmoner, meningitis piogenik.

· 20% kasus tak diketahui sumber infeksinya.

Lokasi :

· Hematogen paling sering pada substansia alba dan grisea.

· Perkontinutatum : daerah yang dekat dengan permukaan otak.

Sifat :

· Dapat soliter atau multiple. Yang multiple sering pada jantung

bawaan sianotik karena ada shunt kanan ke kiri.

Tahap-tahap :

· Awal : Reaksi radang yang difus pada jaringan otak (inftltrat leukosit, edema,

perlunakan dan kongesti) kadang disertai bintik-bintik perdarahan.

· Beberapa hari-minggu : Nekrosis dan pencairan pada pusat lesi sehingga membentuk rongga abses. Astroglia, fibroblas, makrofag mengelilingi jaringan yang nekrotik sehingga terbentuk abses yang tidak berbatas tegas.

· Tahap lanjut: fibrosis yang progresif sehingga terbentuk kapsul dengan dinding yang konsentris.



Stadium :

· Serebritis dini (hari I - III)

· Serebritis lanjut (hari IV - IX)

· Serebritis kapsul dini (hari X - XIII)

· Serebritis kapsul lanjut (> XIV hari)



KRITERIA DIAGNOSIS

Ø Gambaran kliniknya tidak khas, kriteria terdapat tanda Infeksi + TlK Khas bila terdapat trias: gejala Infeksl + TlK + tanda neurologik fokal.

Ø Darah rutin: 5O - 60 % didapati leukositosis 10.000-20.000 / cm2

70 - 95 % LED meningkat.

Ø LP : bila tak ada kontraindikasi untuk kultur dan tes sensifitas.



Ø Radiologi:

· Foto polos kepala biasanya normal.

· CT-Scan kepala tanpa kontras dan pakai kontras bila abses berdiameter

> 10 mm.

· Angiografi


Pemeriksaan Penunjang

Ø Darah rutin (leukosit, LED)

Ø LP : bila tak ada kontraindikasi untuk kultur dan tes sensitifitas.

Ø Rontgen: Foto polos kepala, CT-Scan kepala tanpa kontras dan pakai kontras, atau angiografi.



DIAGNOSIS BANDING

Ø Space occupying lesion lainnya (metastase tumor, glioblastoma)

Ø Meningitis


TATALAKSANA

Ø Prinsipnya menghilangkan fokus infeksi dan efek massa.

Ø Kausal :

· Ampisillin 2 gr/6 jam iv (200-400 mg/kgBB/hari selama

2 minggu).

· Kloramfenikol 1 gr/6 jam iv selama 2 minggu.

· Metronidazole 500 mg/8 jam iv selama 2 minggu.

· Antiedema : dexamethason / manitol.

· Operasi bila tindakan konservatif gagal atau abses berdiameter 2 cm.

PENYULIT

Ø Herniasi

Ø Hidrosefalus obstruktif

Ø Koma


KONSULTASI

Bedah Saraf



TEMPAT PELAYANAN

Perawatan dl RS A atau B


TENAGA STANDAR

Perawat, dokter umum, dokter spesialis saraf


LAMA PERAWATAN

Minimal 6 minggu


PROGNOSIS

Sembuh, sembuh + cacat, atau meninggal Prognosis: tergantung dari umur penderita, lokasi abses, dan sifat absesnya.

Comments

Popular posts from this blog

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum atas dan bawah, serviks ditampakkan. Bibir anterior serviks dijepit dengan tenakulum. ·          Dilakukan inspeksi dengan teliti terhadap serviks dan vagina ·          Terdapat d

Uji Maddox - ROD

Tujuan Tes digunakan untuk mengukur heteroforia atau tropia kecil Dasar Kedua mata melihat dengan fovea Disosiasi terjadi bila dipakai Maddox rod pada mata Alat Kamar yang gelap Filter Maddox rod(terdiri sejumlah silinder plano konveks paralel dengan jarak fokus pendek). Teknik Jarak pemeriksaan dapat jauh ataupun dekat. Kedua mata diberi kacamata koreksi. Maddox rod dipasang pada satu mata (dipakai Maddox merah) biasanya mata kanan. Dengan kedua mata terbuka pasien diminta berfiksasi pada lampu. Pasien diminta menerangkan letak garis (dilihat melalui Maddox rod) bandingkan dengan letak lampu. Bila garis Maddox rod dipasang vertikal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis horizontal. Bila garis Maddox rod dipasang horizontal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis vertikal. Bila dipasang untuk menyatukannya maka dapat ditentukan berat foria atau tropia. Nilai Bila sinar vertikal M

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid