Skip to main content

Infertilitas

Definisi

Fertilitas : kemampuan seorg istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yg mampu menghamilkannya.

Infertilitas Primer : kalau istri belum pernah hamil walaupun bersanggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.

Infertilitas sekunder : kalau istri pernah hamil, akan tetapi tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan

Syarat-syarat pemeriksaan


- Istri yang berumur antara 20 – 30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapat anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila :


o Pernah mengalami keguguran berulang


o Diketahui mengidap kelainan endokrin


o Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut


o Pernah mengalami bedah ginekologik


- Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter.


- Istri pasangan infertile yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.


- Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertile yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau anaknya.






Pemeriksaan masalah-masalah infertilitas


• Masalah air mani


• Penampungan air mani : ditampung dgn masturbasi langsung kedalam botol gelas setelah abstinensi 3-5 hari


• Maksimal 2 jam


• Tidak boleh menggunakan kondom


• Masalah vagina


• Kemampuan menyampaikan air mani kedalam vagina sekitar serviks


• Yg menghambat : sumbatan atau perdangan. Sumabatan psikogen : vaginismus atau disparenia. Sumbatan anatomik


• Vaginitis karana C albicans aatau T vaginalis→ anti sanggama


• Masalah serviks


• Sims : pemeriksaan lendir serviks pasca sanggama, inseminasi buatan


• Huhner : uji pasca sanggama pada pertengahan siklus haid


• Infertilitas disebabkan sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks abnormal, malposisi serviks atau kombinasi


• Kelaiana anatomi serviks : cacat bawaan, polip, stenosis, peradangan


• Masalah uterus


• Spermatozoa ditemukan dalam tuba fallopi 5 menit setelah inseminasi; peranan kontraksi vagina & uterus. Pada manusia yg berperan prostaglandin, uterus sangat sensitif terhadap prostaglandin. Kurang prostaglandin dalam air mani merupakan masalah infertilitas.


• Distorsi kavum uteri, mioma, polip, peradangan, gangguan kontraksi uterus


• Biopsi endometrium


• Histerosalpingografi


• Histeroskopi


• Masalah tuba


• Faktor tuba masalah paling sering pada infertilitas


• Pertubasi atau Uji Rubin: memeriksa patensi tuba dengan jalan meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter Foleyn yg dipasang pada kanalis servikalis. Bila kanalis servikalis atau tuba paten, gas akan mengalir bebas ke kav peritonei


• Masalah ovarium


• Spermatozoa dapat hidup dalam lendir serviks sampai 8 hari


• Ovulasi kadang ditandai nyeri perut bawah pada pertengahan siklus haid


• Saat ovulasi kadang disertai keputihan, perdarahan sedikit


• Masalah peritoneum


• Laparoskopi diagnostik.


• Saat terbaik : segera setelah ovulasi ( tampak korpus rubrum)


• Cacat bawaan uterus didiagnosis dgn histeroslpingografi






Penanganan Infertilitas
Faktor Laki-laki


1. Thyroxin Replacement.


2. HCG & HMG.


3. Terapi glukokortikoid.


4. Bromokriptin.


- Jika Volume Semen ­ atau ¯ :


- Washing Sperma


- Concentration


- Extraction


- Penderita dg Asthenospermia / motilitas ¯


- Periksa Antisperma antibodies


à Terapi steroid.


à Washing Sperma & IUI


- Retrograde Ejaculation :


à Alpha Sympatomimetic.


- Varicocele à Operasi.


- Jika ditemukan ggn faktor laki2 yg berat disertai Ggn Motilitas


à ICSI = Intra cytoplasmic sperm injection
Anovulasi
Pengobatan kel. anovulasi à tergantung penyebab.
FSH ↑ à Kegagalan ovarium


à Resistensi ovarium.
- FSH dan prolaktin Normal à Induksi Ovulasi diperlukan jika terjadi kronik anovulasi.


à Klomifen Sitrat à diberikan selama 5 hari mulai hari ke 5 haid.


à Jika tjd ovulasi dan tdk tjd kehamilan perlu evaluasi regimen
Faktor tuba
- Jika tidak tdp faktor umur/reserved ovarian


à Laparoskopi :


- Tubal lavage.


- Bebaskan perlekatan.


- Fimbrioplasty.


- Terapi endometriosis.
Faktor Uterus


a. Fibroid Submukosa.


b. Polip endometrium.


c. Anomali kongenital.


d. Scar Intra uterin


à Hysteroscopic Resection
Unexplained Infertility ± Endometriosis


Induksi Ovulasi.


à Klomifen Citrat 3 siklus

Comments

Popular posts from this blog

KERJAKANLAH KESELAMATANMU (Filipi 2 : 12 – 18)

Mau diajak percaya kepada Tuhan Yesus pasti banyak yang mau. Karena dengan percaya Yesus kita bisa menerima anugerah hidup kekal. Tapi ketika kita sudah percaya sama Tuhan Yesus, apa yang harus kita lakukan? Dalam renungan kali ini Rasul Paulus mengajak kita semua untuk senantiasa taat. Percaya tanpa taat adalah suatu hal yang sia – sia . Dalam ketaatan itu kita bisa mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Itulah yang harus kita lakukan sebagai respon atas anugerah keselamatan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita semua. Mengerjakan karya keselamatan dari Allah dengan tidak bersungut – sungut agar bisa menjadi terang dalam dunia yang penuh dengan kegelapan adalah tugas kita sebagai orang percaya. Tidak gampang memang melakukan semua itu. Tapi ingat bahwa Tuhan yang bekerja dalam kita. Kita hanyalah alat Tuhan dalam melakukan pekerjaanNya . Minta kekuatan pada Tuhan agar kita mampu melakukannya sehingga kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri tapi kekuatan Tuha

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum atas dan bawah, serviks ditampakkan. Bibir anterior serviks dijepit dengan tenakulum. ·          Dilakukan inspeksi dengan teliti terhadap serviks dan vagina ·          Terdapat d

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid