Skip to main content

Penilaian Status Gizi


DEFINISI STATUS GIZI
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan ( intake ) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) untuk berbagai fungsi biologis, seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan sebagainya.
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan, maka hal itu dapat disebut malnutrisi. Oleh karena itu diperlukan suatu penilaian status gizi, yang merupakan alat ukur terhadap aspek yang dapat menjadi indicator penilaian status gizi,yang kemudian dibandingkan dengan standar baku yang ada.

PENILAIAN STATUS GIZI
A.      Metode Penilaian Status Gizi
1.      Penilaian Status Gizi secara Langsung
Penilaian status gizi yang dilakukan dengan melakukan pengukuran langsung kepada individu. Penilaian secara langsung dapat dibagi menjadi 4 (empat) penilaian, yaitu :
a.      Antropometri
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energy. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Syarat yang mendasari penggunaan antropometri, ialah :
1)      Alat mudah didapat dan digunakan
2)      Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
3)      Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khusus professional, dapat oleh tenaga lain setelah mendapat pelatihan
4)      Biaya relative murah
5)      Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan baku rujukan yang sudah pasti
6)      Secara ilmiah diakui kebenarannya
Keunggulan antropometri, yaitu :
1)      Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang cukup besar
2)      Relative tidak membutuhkan tenaga ahli
3)      Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
4)      Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5)      Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6)      Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas
7)      Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
8)      Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
Kelemahan antropometri, yaitu :
1)      Tidak sensitive, tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, missal Fe dan Zn
2)      Faktor di luar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energy) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri
3)      Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran.
4)      Kesalahan terjadi karena : pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru
5)      Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan : latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan pengukuran.
Sebagai indicator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Jenis parameter antropometri, ialah :
o   Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor, 1980) :
·         Tahun umur penuh (completed year)
·         Bulan usia penuh (completed moth) : untuk anak umur 0-2 tahun
Untuk melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
·         Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan pamong desa.
·         Jika diketahui kalender local seperti bulan Arab atau bulan local, cocokkan dengan kalender nasional
·         Jika tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat orang tua atau berdasar kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kades, pemilu, banjir, gunung meletus, dll)
·         Membandingkan anak yang belum diketahui umurnya dengan anak kerabat/tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya.
·         Jika hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui, maka ditentukan tanggal 15 bulan ybs.
o   Berat badan
·         Merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus).
·         Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
·         Pada masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
·         Menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang
·         Pada remaja, lemak cenderung meningkta dan protein otot menurun
·         Pada edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh
·         Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi.
Alasan pengukuran berat badan merupakan pilihan utama ialah :
·         Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan
·         Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodic memberikan gambaran pertumbuhan
·         Umum dan luas dipakai di Indonesia
·         Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
·         Digunakan dalam KMS
·         BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
·         Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi.
o   Tinggi badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB, relative kurang sensitive pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan Nampak dalam waktu yang relative lama. TB merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. TB merupakan ukuran kedua yang penting karena dengan menghubungkan BB terhadap TB. Alat ukur, yaitu alat pengukur panjang badan bayi dan microtoise.
o   Lingkar lengan atas
LLA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi karena mudah murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. LLA memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LLA mencerminkan cadangan energy, sehingga dapat mencerminkan : status KEP pada balita dan KEK pada ibu WUS dan ibu hamil.
Alat yang digunakan ialah suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastic. Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia < 23,5 cm, pada bayi 0-30 hari > 9,5 cm dan balita dengan KEP < 12,5 cm.
Kelemahannya ialah baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia, kesalahan pengukuran relative besar dibandingkan pada TB dan sensitive untuk suatu golongan tertentu, tetapi kurang sensitive untuk golongan dewasa.
o   Lingkar kepala
LK adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. LK dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Dalam antropometri gizi rasio LK dan LD cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. LK juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.
o   Lingkar dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahu, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat.
o   Jaringan lunak.
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak subkutan) ialah :
·         Ultrasonic
·         Densitometry (melalui penempatan air pada densitometry atau underwater weighting)
·         Teknik isotop dilution
·         Metode radiological
·         Total electrical body conduction (TOBEC)
·         Skin-fold calipers
Indeks antropometri ialah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri, yaitu :
1)      Berat badan terhadap umur (BB/U)
Kelebihannya : lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat, baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis, indicator status gizi kurang saat sekarang, sensitive terhadap perubahan kecil, growth monitoring, pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena infeksi atau KEP, dapat mendeteksi kegemukan.
Kekurangannya : kadang umur secara akurat sulit didapat, dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema maupun asites, memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia balita, sering terjadi kesalahan dalam pengukuran, secara operasional memiliki hambatan social budaya.
2)      Tinggi badan terhadap umur (TB/U)
Kelebihannya : baik untuk menilai status gizi masa lampau, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, indicator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa.
Kekurangannya : TB tidak cepat naik, diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, ketepatan umur sulit didapat.
3)      Berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Kelebihan : tidak memerluukan data umur, dapat membedakan proporsi badan, dapat menjadi indicator status gizi saat ini.
Kekurangan : karena faktor umur tidak dipertimbangkan maka tidak dapat memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB atau kelebihan TB menurut umur, sulit pengukuran TB pada balita, pengukuran relative lama, memerlukan 2 orang untuk melakukannya, sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran.
4)      Lingkar lengan terhadap umur (LLA/U)
Kelebihan : indicator baik untuk menilai KEP berat, alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri, dapat digunakan oleh orang yang tidak baca tulis.
Kekurangan : hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat, sulit menemukan ambang batas, sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun.
5)      Indeks massa tubuh (IMT)
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB.
IMT = BB (kg)
           TB2 (m)
Batas ambang IMT menurut FAO membedakan antara laki-laki ( n 20,1 – 25,0) dan perempuan (n 18,7 – 23,8)
6)      Tebal lemak bawah kulit menurut umur
Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh. Lemak dapat diukur secara absolute dan relative terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3,1 kg dan wanita 5,1 kg
7)      Rasio lingkar pinggang dan pinggul
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolism, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, disbanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Rasio lingkar pinggang-pinggul untuk perempuan 0,77 dan laki-laki 0,90.

b.      Klinis
Penilaian secara klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dpat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh. Penilaian klinis umumnya digunakan untuk mendeteksi tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
c.       Biokimia
Penilaian secara biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang biasanya digunakan antara lain : darah, urine, tinja, hati dan otot. Penilaian secara biokimia digunakan untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
d.      Biofisik
Penilaian secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Penilaian biofisik dapat digunakan dalam situasi tertentu.
2.      Penilaian Status Gizi secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi yang dilakukan dengan melakukan pengukuran tidak langsung kepada individu. Penilaian secara tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 (tiga) penilaian, yaitu :
a.      Survey Konsumsi Makanan
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survey ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
b.      Statistik Vital
Adalah menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indicator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
c.       Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

B.      Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi
Hal mendasar yang perlu diingta bahwa setiap metode penilaian status gizi punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dengan menyadari kelebihan dan kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan bahan yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menggunakan metode, ialah :
1.      Tujuan
Tujuan pengukuran sangat diperhatikan dalam memilih metode, seperti ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropometri. Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya gunakan metode biokimia.
2.      Unit Sampel yang akan Diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi metode penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individu rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang diukur adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan sebaiknya menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah bisa dipertanggungjawabkan.
3.      Jenis Informasi yang dibutuhkan
Jenis informasi yang dimaksud antara lain seperti asupan makanan, berat dan tinggi badan, tingkat hemoglobin dan situasi social ekonomi. Apabila menginginkan informasi tentang asupan makanan, maka metode yang digunakan adalah survey konsumsi. Apabila ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yang digunakan adalah biokimia. Apabila membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti berat badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri. Apabila membutuhkan informasi situs social ekonomi, maka metode yang digunakan adalah pengukuran faktor ekologi.
4.      Tingkat Reliabilitas dan Akurasi yang dibutuhkan
Masing-masing metode penilaian status gizi memiliki tingkat reliabilitas dan akurasi yang berbeda-beda. Contoh penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan pembesaran kelenjar gondok adalah sangat subyektif sekali. Penilaian ini membutuhkan tenaga medis dan paramedic yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang ini. Berbeda dengan penilaian secara biokimia. Yang mempunyai reliabilitas dan akurasi yang sangat tinggi.
5.      Tersedianya Fasilitas dan Peralatan
Pada umumnya, fasilitas dan peralatan yang sangat dibutuhkan dalam penilaian status gizi secara antropometri relative lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia. Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport dan ada yang didapat dari dalam negeri.
6.      Tenaga
Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi penggunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain : ahli gizi, ahli kimia dan tenaga lain.

7.      Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode yang digunakan. Waktu yang digunakan bisa mingguan, bulanan, atatu tahunan. Dalam memilih metode penilaian status gizi harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
8.      Dana
Pemilihan metode penilaian status gizi harus selalu mempertimbangkan faktor tersebut diatas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencermati kelebihan dan kekurangan tiap metode.
C.      Metode untuk Mengetahui Keadaan Gizi Masyarakat menurut WHO
1.      Survei
Digunakan untuk menentukan data dasar (database) gizi atau untuk menetukan status gizi kelompok populasi tertentu atau menyeluruh dengan cara cross-sectional.
2.      Surveillance
Dengan cirri khas yaitu monitoring berkelanjutan dari status gizi populasi tertentu, dimana data dikumpulkan, dianalisis dan digunakan untuk jangka waktu yang panjang sehingga dapat mengidentifikasi penyebab malnutrisi.
3.      Screening
Untuk mengidentifikasikan individu malnutrisi yang memerlukan intervensi, dengan cara membandingkan hasil pengukuran-pengukuran individu dengan baku rujukan (cut off point).


PENUTUP

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variable tertentu.
Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi 2, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung meliputi : antropometri, biokimia, klinis dan biofisik. Penilaian secara tidak langsung meliputi : survey konsumsi makanan, statistic vital dan faktor ekologi. Penilaian status gizi tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi adalah tujuan, unit sampel yang diukur, jenis informasi yang dibutuhkan, tingkat reliabilitas dan akurasi yang dibutuhkan, tersedianya fasilitas dan peralatan, ketenagaan dan dana. Hal-hal tersebut di atas tidak berdiri sendiri, tetapi selalu terkait antara faktor yang satu dengan yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Carrier, R. C. 2000. Revitalizing and Optimizing Posyandu. Growth Monitoring and promotion. Makalah. Unicef. Jakarta.
2.      Departemen Kesehatan. 2001. Rencana Aksi Pangan dan Gizi Nasional 2001-2005
3.      Gabr, M. 2001. IUNS in the Twenty Century on the shoulders of the Twentieth Century giants of Nutrition. VIIth International Congress of Nutrition 27-29 Agustus 2001
4.      Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
5.      WHO. 2000. Nutrition for Health and Developmnetal, WHO, Geneva
6.      Web : www.gizi.net
7.      www.statusgizi.blogspot.com
8.      http://kevinrestu.blogspot.com/2010/11/idk-5-cara-penilaian-status-gizi.html
9.      http://www.eurekaindonesia.org/wp-content/uploads/antropometri-gizi.pdf
10.  http://cmsfkm.unimus.ac.id/mod/wiki/view.php?id=2&page=Status+Gizi&MoodleSession=0ab69aae8c08aea5b05211ca093fff71
11.  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21602/4/Chapter%20II.pdf
12.  http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/menentukan-status-gizi/

Comments

Popular posts from this blog

KERJAKANLAH KESELAMATANMU (Filipi 2 : 12 – 18)

Mau diajak percaya kepada Tuhan Yesus pasti banyak yang mau. Karena dengan percaya Yesus kita bisa menerima anugerah hidup kekal. Tapi ketika kita sudah percaya sama Tuhan Yesus, apa yang harus kita lakukan? Dalam renungan kali ini Rasul Paulus mengajak kita semua untuk senantiasa taat. Percaya tanpa taat adalah suatu hal yang sia – sia . Dalam ketaatan itu kita bisa mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Itulah yang harus kita lakukan sebagai respon atas anugerah keselamatan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita semua. Mengerjakan karya keselamatan dari Allah dengan tidak bersungut – sungut agar bisa menjadi terang dalam dunia yang penuh dengan kegelapan adalah tugas kita sebagai orang percaya. Tidak gampang memang melakukan semua itu. Tapi ingat bahwa Tuhan yang bekerja dalam kita. Kita hanyalah alat Tuhan dalam melakukan pekerjaanNya . Minta kekuatan pada Tuhan agar kita mampu melakukannya sehingga kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri tapi kekuatan Tuha...

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum ...

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid...