Skip to main content

J E N U H



Saat ini gw tiba pada titik jenuh untuk sekolah. Hmmm.. bukannya gw gk menghargai kesempatan yang Tuhan berikan biar gw bisa sekolah di tempat ini. Tapi rutinitas yg kali ini jarang banget gw lakukan selama gw sekolah. Selama gw menuntut ilmu di sebuah Rumah Sakit di daerah gw, kebiasaan gw adalah 'banyak kerjaan' hahha :D kalo kata teman-teman sejawat gw 'badreg'. Yup, itu dia. Tiba di bagian ini, gw kayaknya gak melakukan apa-apa. Hmmm,,, gw gak suka belajar mengenai administrasi dan hal-hal yang berbau non-klinik. Padahal memang untuk menjadi seorang dokter, belajar administrasi itu sangat perlu. Tapi sungguh sungguh gw gak suka dan sangat sulit untuk belajar mengenai kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan administrasi, surveilans, dkk. Ya ampuuuunn itulah sebabnya mengapa gw memilih sekolah di kedokteran biar gk banyak menghafal barang-barang gituan.. Eh, ternyata mulai semester 1 sampai semester 4 paling banyak menghafal pelajaran non-klinik... ooh, i hate it.

Bisa gk sih kita gak perlu mencatat mengenai pelaporan dan segala macam tetekbengek dan langsung saja bagaimana cara pengendalian dan pencegahan penyakit kalau itu memang yang menjadi topik utama dari kesehatan masyarakat. Oh my God, i don't like it.. Gw jadi malas bangun pagi setelah gw tahu bahwa gw gak akan bertemu pasien dan menganalisa penyakitnya (rupa tu sungguh jo) :D tapi gw sungguh tertarik dengan bagian klinik dan bukan non-klinik. Gw sering melihat beberapa dokter yang kerja di dinkes dan berada di belakang meja. Ya, mungkin itu pilihan mereka tapi buat gw, itu bukan pekerjaan gw. Mungkin beberapa dokter memang harus ada di tempat itu dan mereka punya fungsi tersendiri sebagai seorang dokter. Tapi, sungguh gw gak berminat dan gk berniat untuk mengikuti jejak mereka.

Ada 3(4) bagian di Rumah Sakit yang jadi favorit gw:
1. Forensik
2. Interna (Jantung)
3. Neurologi

Yeaaaahhh... Yang gw sayangkan selama koass di 3 tempat itu, masa koass forensik hanya diberikan waktu 2 minggu saja... Oucgh sungguh sangat tidak adil... Ilmu Forensik yang begitu banyak hanya diberikan waktu 2 minggu masa koass??? Seandainya suara kami didengar oleh Fakultas *tutupmatakuncitangan* Amiiiinn :)

Comments

  1. like this post kk.. ^^

    ReplyDelete
  2. wajar jc :) mungkin sudah saatnya jenuh tapi bukan berarti menyerah, ayooo yang penting lolos spt kata JFM ;) :p

    ReplyDelete
  3. ya k'zwen... butuh istirahat :D JFM bilang yang penting lulus. hahahha :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

KERJAKANLAH KESELAMATANMU (Filipi 2 : 12 – 18)

Mau diajak percaya kepada Tuhan Yesus pasti banyak yang mau. Karena dengan percaya Yesus kita bisa menerima anugerah hidup kekal. Tapi ketika kita sudah percaya sama Tuhan Yesus, apa yang harus kita lakukan? Dalam renungan kali ini Rasul Paulus mengajak kita semua untuk senantiasa taat. Percaya tanpa taat adalah suatu hal yang sia – sia . Dalam ketaatan itu kita bisa mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. Itulah yang harus kita lakukan sebagai respon atas anugerah keselamatan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita semua. Mengerjakan karya keselamatan dari Allah dengan tidak bersungut – sungut agar bisa menjadi terang dalam dunia yang penuh dengan kegelapan adalah tugas kita sebagai orang percaya. Tidak gampang memang melakukan semua itu. Tapi ingat bahwa Tuhan yang bekerja dalam kita. Kita hanyalah alat Tuhan dalam melakukan pekerjaanNya . Minta kekuatan pada Tuhan agar kita mampu melakukannya sehingga kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri tapi kekuatan Tuha...

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum ...

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid...