Oops, ini kan belum Natal? hehehe.. saya mendapatkan artikel ini dari folder "La liquor". Itu ada sebuah buletin rohani di kampus saya dibawah 'asuhan' TKK (Tim Kerohanian Kristen) di Fakultas Kedokteran Unsrat. Artikel dibawah ini ditulis pada tahun (sekitar 2003-2004) oleh kakak tingkat saya yang namanya langsung dia bilang sendiri di artikel yang dia tulis. hehehe... :)
So, walaupun belum natal, teman-teman bisa membaca artikel ini sembari menghayati kembali makna Natal yang sebenarnya.
artikel ini bahasanya campur-campur. Mulai dari bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan sampai bahasa Manado.
Happy reading...
Hi, my name is Alpha (langsung mangaku, huehehe). Sama seperti kalian, aku juga anak kedok. Dan sama seperti kalian, aku juga manusia biasa yang tak lepas dari yang namanya dosa. Hari gini, siapa sih yg bisa terlepas dari dosa…? :) Kata kasarnya, dosa udah merupakan bagian dari dunia ini, gitchu loh…. Coba, dosa apa sih yang belum kita bikin? Boong? Kamu boong kalo bilang gak pernah boong. Zinah? Gak usah diomongin deh, karena ngomongin cabul aja udah zinah. Membunuh? Pake pistol mungkin belum pernah, tapi pake pikiran, siapa yang tahu? Korupsi? Uang diktat pasti pernah dimark-up.
Meskipun di hadapan Tuhan gak ada dosa kecil dan dosa besar, namun keduanya SUDAH PERNAH kulakukan. Thank God aku bisa menyadarinya, karena kesadaran merupakan langkah awal sebuah pertobatan. Oh ya, semuanya, cuma anugerah (no bullshit).
Yang namanya dosa, tentu saja membawa rasa: bersalah, takut, dan canggung buat berdoa. Bahkan doa makan saja yang notabene cuman 5 detik (hehe) rasanya maluuuu banget buat diucapin. Dosa membikin aku (kamu juga, yach…?) takut menghadap Tuhan. Uh, pokoknya tersiksa sekaleee…!
But I’m sooooo grateful bisa kenalan dengan seorang Juruselamat yang digelari Kristus, yang nama kecilnya Yesus. Bersyukur sekali aku, karena Tuhan yang kukenal mempunyai Anak Domba Penebus di sebelahNya. Dan dengan demikian, aku boleh memanggilnya (ehm): “BAPA”. Papa, papi, daddy. Akrab banget, kan? Dan lagi-lagi, (I must state this) semuanya anugerah. 100%.
Dosa yang pernah kubuat nggak bisa disembunyikan di hadapan Tuhan, nggak bisa dikemana-manain. Perbuatan baik gak bisa menutupinya. Harus ada hukuman bagi dosa, itulah keputusan Tuhan (kita semua ngerti hal ini kan?). Namun, setiap kali hukuman itu hendak dilancarkan kepadaku, Yesus yang duduk di kanan Bapa memperlihatkan tangan-Nya yang masih ada lobangnya, mengingatkan Bapa bahwa DIA TELAH MENANGGUNG DOSA yang pernah kubuat…, dan hukuman itu diproyeksikan kepada-Nya. Dan aku, cuman ternganga melihat fenomena itu…………………………………. mo bilang apa ley?
There’s no single word can describe the amazing love of that Godly rescue. Rada2 gak bisa dimengerti.
Sekarang, aku hidup dalam anugerah itu. Gak bisa kubayangkan kalo Tuhan nggak sebaik yang kukenal, pasti aku sudah lumat abis.
I can say now: God loves me. Dia gak ingin aku binasa. Lebih baik diri-Nya yang hancur abis-abisan daripada q-ta tu mo ancor. Dan sudah terbukti! Namun, Dia tidak mencintaiku lebih daripada dia mencintai kamu. Anugerah-Nya buat kita sama rata, sama rasa, karna torang sejawat. :-) The problem is: maukah kamu menerima anugerah itu? Kalo qta, YES, I DO. Soalnya kalo ndak, qta pasti mati.
And with that love He gave me, I want to say that… I love u too, my friends!
Sebagai penutup: Kamu takkan pernah tahu betapa sia-sianya semua yang kau punyai di dunia ini sampai engkau merasa hampir mati. Di saat seperti itu, kau akan merasakan betapa banyaknya hal-hal yang telah kau buat yang tidak bernilai kekal.
Karena itu… lakukanlah sesuatu—mulai sekarang—yang bernilai kekal: simply berdoa buat mereka yang masih jauh dari keselamatan, memenangkan jiwa-jiwa, berkorban buat orang lain, dan bukan sekedar memikirkan rencana, cita-cita, visi, dan kesenangan buat diri kita sendiri.
Believe me! Aku pernah merasakannya.
Comments
Post a Comment