DEFINISI ETIOLOGI
Definisi WHO untuk AIDS di Asia Tenggara adalah pasien yang memenuhi
kriteria A dan B dibawah ini : .
A. Hasil positif untuk antibodi HIV dart dua kali test yang menggunakan
dua antigen yang berbeda.
B. Salah satu dart kriteria yang dibawah ini :
1. -Berat badan menurun 10% atau lebih yang tidak diketahui
sebabnya . .
-Diare kronik selama 2 bulan terus menerus atau periodik.
2. Tuberkulosis milier atau menyebar. .
3. Kandidiasis esofagus yang dapat didiagnosis dengan adanya
kandidiasis mulut yang disertai disfagia/ odinofagia.
4. Gangguan neurologis disertai gangguan aktifitas sehari-hari, yang tidak
diketahui sebabnya.
5. Sarkoma kaposi.
Infeksi HIV akan menimbulkan penyakit yang kronik dan progresif sehingga setelah bertahun-tahun tampaknya mengancam jiwa. Pengobatan yang tersedia sekarang dapat memperpanjang masa hidup dan kualitas hidup dengan cara memperlambat penurunan sistim imun dan mencegah infeksi oportunistik. Terdapat variasi yang luas dari respon imun terhadap efek patologik HIV. Karena itu mungkin saja sebagian dari mereka tetap hidup dan sehat dalam jangka panjang sedangkan sekitar 40-50% dari mereka menjadi AIDS dalam waktu 10 tahun.
Etiologi: Virus RNA (Retrovirus)
Patofisiologi infeksi HIV
HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan non seksual. Didalam tubuh HIV akan menginfeksi sel yang mempunyai reseptor CD4 seperti sel limfosit, monosit dan makrofag dan beberapa sel tertentu lain, wataupun tidak mempunyai reseptor CD4 misalnya set-sel glia dan sel langerhans. Secara umum ada dua kelas sel dimana HIV ber-replikasi yaitu didalam sel L limfosit dan didalam sel makrofag, karena itu disebut T-tropik atau syncytium Inducing Isolates dan Makrofag-tropik atau non-syncytium Inducing Isolates. lsolat M-tropik lebih sering tertular, tetapi isolat T-tropik terlihat pada 50% dari infeksi HIV stadium lanjut dan menimbulkan progresivitas penyakit yang sangat cepat. Bahkan diketahui bahwa yang menimbulkan perbedaan tropisme adalah kadar ko-reseptor yang penting yaitu CXCR4 dan CCR5.
Sebagai akibatnya akan terjadi dua kelompok gejala utama yaitu :
Akibat penekanan pada sistim kekebalan tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi, kanyeri kepalaer yang spesifik dan penurunan berat badan yang drastis.
Disfungsi neurologik baik susunan saraf pusat maupun susunan saraf perifer.
KRITERIA DIAGNOSIS
- Fase I - Infeksi HIV primer (infeksi HIV akut)
- Fase II - Penurunan imunitas dini (sel CD4 > 500 /μl)
- Fase III - Penurunan imunitas sedang (sel CD4 500 - 200 /μl) .
- Fase IV - Penurunan imunitas be rat (sel CD4 < 200 / μl)
Kriteria diagnosis presumtif untuk indikator AIDS:
a. Kandidiiasis Esofagus: nyeri retrosternal saat menelan dan bercak putih diatas
dasar kemerahan.
b. Retinitis virus sitomegalo
c. Mikobakteriosis
d. Sarkoma kaposi: bercak merah atau ungu pada kulit atau selaput mukosa.
e. Pnemonia Pnemosistis karini: Riwayat sesak nafas/batuk nonproduktif dalam 3
bulan terakhir.
f. Toksoplasmosis otak
Pemeriksaan Penunjang:
Ø Enzym-linked immunosorbent assay (Eliza) dan aglutinasi partikel.
Ø Western Blot Analysis, indirect immunofluorescence assays (IFA) dan
radioimmunoprecipitation assays (RIPA)
Ø Biakan darah, urin dan sifilis
Ø Antigen / antibodi HIV
Ø Lymphosit cell CD 4 dan CD 8
Ø Viral load
Ø Serologi sifilis, antigen kriptokokus
Ø Lumbal Pungsi
Ø Pemeriksaan tinta India cairan serebrospinal.
Ø Brain CT scan,MRI
Ø Electromyography (EMG)
Ø Memory test
Ø Roentgen thorax
Ø Mikroskopis dan biakan dahak.
DIAGNOSIS BANDING
- Massa Intrakranial
- TBC
- Polineuropathy karena penyebab lain
- Demensia karena penyebab lain
TATALAKSANA
Dosis Anti retroviral untuk ODHA dewasa (Pedoman Nasional 2004)
Gol / Nama obat Dosis
Nucleoside RTI
Abacavir (ABC) 300mg setiap 12 jam
Didanoside (ddl) 400mg sekali sehari
200mg@12jam (BB<60kg) atau
250mg sekali sehari bila diberi bersama TDF
Lamivudine (3TC) 150mg setiap 12 jam atau 300mg sekali sehari
Stavudine (d4T) 300mg@ 12 jam
Zidovudine (d4T) 300mg@ 12 jam
Nucleotide RTI
Tenofovir (TDF) 300mg sekali sehari
Non Nucleoside RTIs
Efavirenz (EFV) 600mg sekali sehari
Nevaripine (NVP) 200mg sekali sehari (14 hari) lalu 200mg
@12jam
Protease Inhibitor
Indinavir/Ritonavir (IDV/r) 800mg/100m @ 12jam
Lopinavir/Ritonavir (LPV/r) 400mg/100mg @ 12jam
Nelfinavir (NFV) 1250 mg @ 12 jam
Squinavir/Ritonavir 1000mg/100mg @ 12jam atau
1600mg/200mg sekali sehari
Ritonavir (RTV/r) capsule 100mg
Larutan oral 400mg / 5ml
Infeksi Opportunistik
Sitomegalovirus pada HIV : pada funduskopi ; retinitis sitomegalovirus
Gansiklovir 5 mg/kgBB 2 kali sehari parenteral selama 14-21 hari.
Selanjutnya 5 mg/kgBB sekali sehari dianjurkan sampai CD4 > 100sel/mL
Ensefalitis Toksoplasma
Pirimetamin 50-75 mg perhari dengan sulfadiazin00mg/kgBB/hari
Asam Folat 10 -20 mg per hari
Fansidar 2-3 tablet per hari dan Klindamisin 4 x 600mg per hari disertai leukovorin 10mg perhari
Untuk mencegah kekambuhan : Kotrimoksasol 2 tab per hari
Meningitis Cryptoccocus
Terapi primer fase akut : Amfoterisin B '0,7 mg/kgBB/hari iv - 2 minggu.
Selanjutnya Fluconazole 400 mg per hari peroral selama 8-10 minggu
Terapl pencegahan kekambuhan :
Fluconazole 100 mg perhari seterusnya selama jumlah sel CD 4 masih dibawah 300 sel/mL
(Flow chart sesuai grafik gambar dibelakang)
Antiretroviral rekomendasi WHO 2004
ARV first line:
- d4T/3TC/NVP (Stavudin/lamifudinlNevirapin)
- d4T/3TC/EFV(Stavudin/lamifudin/Efavirens) .
- AZT/3TC/NVP(Zidovudin/lamifudin/Nevirapin)
- AZT/3TC/EFV (Zidovudin/lamifudin/Efavirens)
PENYULIT / KOMPLIKASI
1.Drug toxicity
2.AIDP
3. CIDP
4. Mononeuropathy
5. Focal brain lesions
6. Distal Symmetric Polineuropathy
7. Inflammatory demyelinating polineuropathy
8. Progressive polyradiculopathy
9. Mononeuritis multiplex
10. Spinal cord syndrome
KONSULTASI
Pokja HIV-AIDS RS Setempat , VCT clinic
JENIS PELAYANAN
Rawat Inap dan Rawat Jalan
TENAGA STANDAR
Spesialis saraf< Spesialis Penayakit Dalam, Perawat terlatih
PROGNOSIS
Angka kekambuhan tinggi
Angka kematian tinggi
Definisi WHO untuk AIDS di Asia Tenggara adalah pasien yang memenuhi
kriteria A dan B dibawah ini : .
A. Hasil positif untuk antibodi HIV dart dua kali test yang menggunakan
dua antigen yang berbeda.
B. Salah satu dart kriteria yang dibawah ini :
1. -Berat badan menurun 10% atau lebih yang tidak diketahui
sebabnya . .
-Diare kronik selama 2 bulan terus menerus atau periodik.
2. Tuberkulosis milier atau menyebar. .
3. Kandidiasis esofagus yang dapat didiagnosis dengan adanya
kandidiasis mulut yang disertai disfagia/ odinofagia.
4. Gangguan neurologis disertai gangguan aktifitas sehari-hari, yang tidak
diketahui sebabnya.
5. Sarkoma kaposi.
Infeksi HIV akan menimbulkan penyakit yang kronik dan progresif sehingga setelah bertahun-tahun tampaknya mengancam jiwa. Pengobatan yang tersedia sekarang dapat memperpanjang masa hidup dan kualitas hidup dengan cara memperlambat penurunan sistim imun dan mencegah infeksi oportunistik. Terdapat variasi yang luas dari respon imun terhadap efek patologik HIV. Karena itu mungkin saja sebagian dari mereka tetap hidup dan sehat dalam jangka panjang sedangkan sekitar 40-50% dari mereka menjadi AIDS dalam waktu 10 tahun.
Etiologi: Virus RNA (Retrovirus)
Patofisiologi infeksi HIV
HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan non seksual. Didalam tubuh HIV akan menginfeksi sel yang mempunyai reseptor CD4 seperti sel limfosit, monosit dan makrofag dan beberapa sel tertentu lain, wataupun tidak mempunyai reseptor CD4 misalnya set-sel glia dan sel langerhans. Secara umum ada dua kelas sel dimana HIV ber-replikasi yaitu didalam sel L limfosit dan didalam sel makrofag, karena itu disebut T-tropik atau syncytium Inducing Isolates dan Makrofag-tropik atau non-syncytium Inducing Isolates. lsolat M-tropik lebih sering tertular, tetapi isolat T-tropik terlihat pada 50% dari infeksi HIV stadium lanjut dan menimbulkan progresivitas penyakit yang sangat cepat. Bahkan diketahui bahwa yang menimbulkan perbedaan tropisme adalah kadar ko-reseptor yang penting yaitu CXCR4 dan CCR5.
Sebagai akibatnya akan terjadi dua kelompok gejala utama yaitu :
Akibat penekanan pada sistim kekebalan tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi, kanyeri kepalaer yang spesifik dan penurunan berat badan yang drastis.
Disfungsi neurologik baik susunan saraf pusat maupun susunan saraf perifer.
KRITERIA DIAGNOSIS
- Fase I - Infeksi HIV primer (infeksi HIV akut)
- Fase II - Penurunan imunitas dini (sel CD4 > 500 /μl)
- Fase III - Penurunan imunitas sedang (sel CD4 500 - 200 /μl) .
- Fase IV - Penurunan imunitas be rat (sel CD4 < 200 / μl)
Kriteria diagnosis presumtif untuk indikator AIDS:
a. Kandidiiasis Esofagus: nyeri retrosternal saat menelan dan bercak putih diatas
dasar kemerahan.
b. Retinitis virus sitomegalo
c. Mikobakteriosis
d. Sarkoma kaposi: bercak merah atau ungu pada kulit atau selaput mukosa.
e. Pnemonia Pnemosistis karini: Riwayat sesak nafas/batuk nonproduktif dalam 3
bulan terakhir.
f. Toksoplasmosis otak
Pemeriksaan Penunjang:
Ø Enzym-linked immunosorbent assay (Eliza) dan aglutinasi partikel.
Ø Western Blot Analysis, indirect immunofluorescence assays (IFA) dan
radioimmunoprecipitation assays (RIPA)
Ø Biakan darah, urin dan sifilis
Ø Antigen / antibodi HIV
Ø Lymphosit cell CD 4 dan CD 8
Ø Viral load
Ø Serologi sifilis, antigen kriptokokus
Ø Lumbal Pungsi
Ø Pemeriksaan tinta India cairan serebrospinal.
Ø Brain CT scan,MRI
Ø Electromyography (EMG)
Ø Memory test
Ø Roentgen thorax
Ø Mikroskopis dan biakan dahak.
DIAGNOSIS BANDING
- Massa Intrakranial
- TBC
- Polineuropathy karena penyebab lain
- Demensia karena penyebab lain
TATALAKSANA
Dosis Anti retroviral untuk ODHA dewasa (Pedoman Nasional 2004)
Gol / Nama obat Dosis
Nucleoside RTI
Abacavir (ABC) 300mg setiap 12 jam
Didanoside (ddl) 400mg sekali sehari
200mg@12jam (BB<60kg) atau
250mg sekali sehari bila diberi bersama TDF
Lamivudine (3TC) 150mg setiap 12 jam atau 300mg sekali sehari
Stavudine (d4T) 300mg@ 12 jam
Zidovudine (d4T) 300mg@ 12 jam
Nucleotide RTI
Tenofovir (TDF) 300mg sekali sehari
Non Nucleoside RTIs
Efavirenz (EFV) 600mg sekali sehari
Nevaripine (NVP) 200mg sekali sehari (14 hari) lalu 200mg
@12jam
Protease Inhibitor
Indinavir/Ritonavir (IDV/r) 800mg/100m @ 12jam
Lopinavir/Ritonavir (LPV/r) 400mg/100mg @ 12jam
Nelfinavir (NFV) 1250 mg @ 12 jam
Squinavir/Ritonavir 1000mg/100mg @ 12jam atau
1600mg/200mg sekali sehari
Ritonavir (RTV/r) capsule 100mg
Larutan oral 400mg / 5ml
Infeksi Opportunistik
Sitomegalovirus pada HIV : pada funduskopi ; retinitis sitomegalovirus
Gansiklovir 5 mg/kgBB 2 kali sehari parenteral selama 14-21 hari.
Selanjutnya 5 mg/kgBB sekali sehari dianjurkan sampai CD4 > 100sel/mL
Ensefalitis Toksoplasma
Pirimetamin 50-75 mg perhari dengan sulfadiazin00mg/kgBB/hari
Asam Folat 10 -20 mg per hari
Fansidar 2-3 tablet per hari dan Klindamisin 4 x 600mg per hari disertai leukovorin 10mg perhari
Untuk mencegah kekambuhan : Kotrimoksasol 2 tab per hari
Meningitis Cryptoccocus
Terapi primer fase akut : Amfoterisin B '0,7 mg/kgBB/hari iv - 2 minggu.
Selanjutnya Fluconazole 400 mg per hari peroral selama 8-10 minggu
Terapl pencegahan kekambuhan :
Fluconazole 100 mg perhari seterusnya selama jumlah sel CD 4 masih dibawah 300 sel/mL
(Flow chart sesuai grafik gambar dibelakang)
Antiretroviral rekomendasi WHO 2004
ARV first line:
- d4T/3TC/NVP (Stavudin/lamifudinlNevirapin)
- d4T/3TC/EFV(Stavudin/lamifudin/Efavirens) .
- AZT/3TC/NVP(Zidovudin/lamifudin/Nevirapin)
- AZT/3TC/EFV (Zidovudin/lamifudin/Efavirens)
PENYULIT / KOMPLIKASI
1.Drug toxicity
2.AIDP
3. CIDP
4. Mononeuropathy
5. Focal brain lesions
6. Distal Symmetric Polineuropathy
7. Inflammatory demyelinating polineuropathy
8. Progressive polyradiculopathy
9. Mononeuritis multiplex
10. Spinal cord syndrome
KONSULTASI
Pokja HIV-AIDS RS Setempat , VCT clinic
JENIS PELAYANAN
Rawat Inap dan Rawat Jalan
TENAGA STANDAR
Spesialis saraf< Spesialis Penayakit Dalam, Perawat terlatih
PROGNOSIS
Angka kekambuhan tinggi
Angka kematian tinggi
Comments
Post a Comment