Gejala Klinis
· Batuk kering intermiten dan expiratory wheezing merupakan gejala yang sering terjadi pada asma kronik
· Gejala respirasi semakin buruk terutama pada malam hari, khususnya karena pemicu berulang yang lama oleh inhalasi alergen atau infeksi salauran nafas
· Adanaya batuk atau mengi berulang terutama pada malam hari (nocturnal)
· Reversibel (dapat sebuh spontan atau dengan pengobatan)
· Biasanya terdapat atopi pada pasien dan atau keluarganya.
· Gejala asma lainnya pada anak-anak dapat termasuk menurunnya aktivitas fisik, dan kelelahan umum (kemungkinan disebabkan terganggunya tidur)
Pemeriksaan Penunjang
1. Uji fungsi paru dengan spirometri atau peak flow water. Diagnosis asma dapat ditegakkan bila didapatkan :
· Variasi pada PFR (peak flow rate = arus puncak ekspirasi) atau FEV1 (forced ekspiratory volume 1 second = volume ekspirasi paksa pada detik pertama) ≥ 15%
· Kenaikkan 15% pada PFR atau FEV1 setelah pemberian inhalasi bronkodilator
· Penurunan ≥ 15% pada PFR atau FEV1 setelah provokasi bronkus
2. Pemeriksaan IgE dan eosinofil total. Bila terjadi peningkatan dari nilai normal akan menunjang diagnosis.
3. Foto rongen toraks untuk melihat adanya gambaran emfisematous atau adanya komplikasi pada saat serangan. Foro sinus paranasal perlu dipertimbangkan pada anak >5 tahun dengan asma persisten atau sulit diatasi.
Daftar Pustaka
1. Nelson. Textbook of Pediatric. 17th ed. Saunders. Philadelphia: 2003
2. Departemen IKA-FKUI RSCM. Panduan Pelayanan Medis Departemen IKA RSCM. Jakarta: Februari 2005
Comments
Post a Comment