Skip to main content

LBP ec sacroiliitis

PENDAHULUAN

Low Back Pain (LBP) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering terjadi dan merupakan kejadian yang penting pada semua negara. Pada usia kurang dari 45 tahun, LBP menjadi penyebab kemungkinan yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan ke dokter, urutan kelima penyebab masuk rumah sakit, dan masuk dalam tiga besar tindakan pembedahan. LBP juga merupakan penyebab disabilitas yang paling tinggi pada usia produktif (19-45 tahun).1
Penelitian mengemukakan bahwa LBP adalah konsekuensi logis dari perkembangan manusia dari kuadripedal menjadi bidpedal sehingga walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh maupun selama pergerakan tubuh.2
Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak ada yang benar-benar memuaskan. Sangat beragamnya klasifikasi ini menunjukkan betapa banyaknya penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan LBP.1,3
Penatalaksanaan pasien LBP dilakukan tirah baring (bed rest), obat-obatan dan modalitas fisik, upaya untuk mencegah kekambuhan serta penanganan yang multidisipliner.3

DEFINISI
Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian belakang dan samping luar, umumnya merupakan masalah yang terjadi karena gangguan pada otot bagian belakang. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga pasien mengalami kesulitan dalam setiap pergerakan (salah tingkah) dan pasien harus istirahat di rawat di rumah sakit.4
LBP termasuk salah satu gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP menyebabkan timbulnya rasa pegal, linu, ngilu, atau tidak enak pada daerah lumboskaral dan sakroiliaka yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, kadang-kadang disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki.2,3,5
Nyeri pinggang bawah lebih sering terjadi pada pekerja yang sehari-harinya melakukan kegiatan mengangkat, memindahkan, mendorong atau menarik benda berat. 5
Sakroiliitis adalah inflamasi yang terdapat pada persendian sakrum dan iliaka. Pasien dengan gangguan ini dapat menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi. Kadang pasien dengan sacroiliitis akan datang kepada dokter dengan keluhan deman mendadak, nyeri, dan penurunan gerakan/aktivitas anggota gerak. Pasien dengan sakroiliitis akut akan menunjukkan gejala-gejala seperti sering sakit, berjalan pincang, dan menunjukkan penurunan aktivitas anggota gerak badan, tapi gejala-gejalanya biasanya masih samar-samar. Semua pasien dengan sacroiliitis akan mengalami nyeri pada sendi di sakroiliac, tapi kadang gejala tersebut dilewatkan oleh karena pada pemeriksaan pasien seringkali menolak dengan alasan nyeri pada anggota gerak yang akan diperiksa.6

Anatomi Pinggang
Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang nyeri pinggang atau LBP, ada baiknya kita lihat dulu susunan normal/anatomi yang membentuk pinggang. Struktur penting yang membentuk pinggang antara lain :
Tulang belakang (vertebra)
Sendi tulang belakang
Ligamentum yang mengikat tulang belakang
Serat saraf
Otot
Organ
Organ dalam perut dan pelvis
Kulit yang menutupi daerah pinggang.
Tulang belakang diciptakan sedemikian rupa sehingga mampu bergerak sesuai kehendak sembari melindungi serat saraf yang ada di dalamnya. Di bagian belakang setiap tulang, terbentuk tonjolan khusus yang disebut prosesus spinosus yang salah satu fungsinya adalah melindungi serat saraf yang lewat di depannya. Diskus atau piringan sendi adalah bagian atas dan bawah dari tulang belakang yang menghubungkan antara satu tulang dengan tulang yang lain. Selain memudahkan pergerakan, diskus ini juga berfungsi untuk meminimalisasi tekanan yang terjadi pada rongga serat saraf. Ligamentum adalah jaringan ikat yang sangat kuat guna memegang tulang belakang agar tidak terlepas satu dengan yang lainnya. Serat saraf yang lewat melalui tulang belakang berfungsi untuk menghantarkan rangsangan sensoris.7

Fisiologi Pinggang
Daerah pinggang mempunyai fungsi yang sangat penting pada tubuh manusia. Fungsi penting tersebut antara lain, membuat tubuh berdiri tegak, pergerakan, dan melindungi beberapa organ penting. Saat kita berdiri, pinggang berfungsi sebagai penyangga sebagian besar berat badan. Saat kita menggoyangkan pinggul, pinggang akan ikut membantu pergerakan. Sehingga untuk mendeteksi kelainan pada pinggang dapat dilakukan dengan menyuruh pasien berdiri tegak atau menggoyangkan pinggulnya. Fungsi terpenting dari semuanya adalah sebagai pelindung susunan saraf yang melintas sepanjang tulang belakang dan organ yang terdapat dalam rongga perut.8

Faktor Resiko Timbulnya LBP1-3
Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya keluhan LBP adalah :
Faktor personal
Usia
Jenis kelamin
Berat badan dan tinggi badan
Kelenturan mobilitas sendi tulang punggung
Kekuatan otot sekitar pinggang
Riwayat nyeri panggul sebelum bekerja
Merokok dan alkohol
Psikososial
Faktor lingkungan (job risk factor)
Pekerjaan fisik yang berat
Pekerjaan mengangkat
Pekerjaan mendorong
Pekerjaan menarik
Duduk atau berdiri lama
Kecelakaan.

Epidemiologi
Low Back Pain pada umumnya terkena pada pria dan wanita sebanding, dengan onset lebih sering pada usia 30-50 tahun. Kebanyakan karena pekerjaan. Seperti dijelaskan diatas, faktor resiko paling tinggi terjadinya LBP adalah usia dan kondisi kesehatan yang buruk.

Insiden
LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunnya bervariasi dari 15-45% dengan point prevalence rata-rata 30%.
Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita LBP, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia berkisar antara 2-17%.9

Etiologi
Penyebab LPB adalah multifaktorial mulai dari yang paling ringan (kelelahan otot) sampai pada yang paling berat (tumor ganas). Kenyataan dalam masyarakat menunjukkan bahwa nyeri pinggang lebih disebabkan oleh adanya faktor mekanik yang tidak mendukung tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh (statika) maupun fungsinya selama pergerakan tubuh (dinamika).2
Nyeri pinggang dapat terjadi oleh berbagai macam penyebab antara lain : strain, sprain lumbal; neoplasma, infeksi; arthritis inflammatory; penyakit tulang; penyakit organ visceral.1
Penyebab paling sering dari LB adalah cedera pada otot, ligament, sendi facet dan sendi sakroiliaka; tekanan pada akar-akar saraf dalam kanalis spinalis, yang antara lain dapat disebabkan oleh karena herniasi diskus, osteoarthritis, spondilosis, spondilolistesis, stenosis spinal, fraktur vertebra dan deformitas spinal; fraktur kompresi.10
Pada sacroiliitis, kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya sacroiliitis seperti trauma, kehamilan, infeksi/peradangan pada kulit, osteomyelitis, infeksi/peradangan pada saluran kencing, endokarditis dan kecanduan obat/racun.6

Klasifikasi :
Dalam diagnosis dan pemeriksan klinik, LBP dibagi sebagai berikut :2
LBP atas dasar mekanik
LBP oleh mekanik akut (<6 minggu) Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak, melakukan gerakan melampaui batas kemampuan sendi dan otot atau dalam jangka waktu yang terlalu lama. LBP oleh mekanik sub-akut (6-12 minggu) LBP oleh mekanik kronik (>12 minggu)
Paling sering disebabkan sikap tubuh yang jelek. Sikap tubuh membungkuk ke depan, kepada menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar akan mendorong titik berat badan bergeser ke depan sehingga sebagai kompensasi timbul hiperlordosis lumbal.
Kelainan organik :
Osteogenik : radang, trauma, keganasan primer dan sekunder, kongenital.
Diskogenik : dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebralis. Bentuk yang sering dijumpai adalah spondilosis, HNP, spondilosis ankilosa.
Lesi intrakranalis spinal : neoplasma, arakhnoiditis, stenosis kanal.
Nyeri rujukan
Yang sering menyebabkan nyeri pinggang rujukan adalah :
Kelainan traktus urogenital seperti ginjal dan kelainan ginekologis.
Perdarahan retroperitoneal
Aneurisma aorta abdominal
Psikogenik
Bila sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium tanpa respons pengobatan barulah dipikirkan kemungkinan terdapat gangguan jiwa.

Gambaran Klinis
Gejala dari LBP bermacam-macam dan berbeda satu dengan yang lain. Kebanyakan orang menganggap berbaring akan meningkatkan nyeri yang datang tiap episode, tapi ada juga yang mampu tidur tanpa merasa nyeri. Kebanyakan orang merasakan nyeri ketika mereka membungkuk, atau mengambil sesuatu. Yang lain merasa nyeri bila melengkungkan badan ke belakang.
Nyeri pada kaki juga menjadi bagian dari masalah. Nyeri kebanyakan pada punggung atau samping luar paha dan kemudia menjalar ke kaki. Nyeri yang menjalar pada kaki dinamakan sciatica karena nyeri berasal dari perangsangan pada nervus ischiadikus, perangsangan saraf ischiadikus sering menjadi lebih nyeri bila bersin atau batuk.
Pada episode akut, LBP dapat menjadi sangat akut untuk beberapa hari, atau seminggu dan akan lebih meningkat. Pada 2-4 minggu kemudian penderita akan merasa lebih baik. Episode panjangnya waktu nyeri berbagai macam pada tiap penderita, begitu juga dengan intensitas tiap episode nyeri, dan seberapa mampu penderita dapat menahan nyerinya.11
Nyeri punggung yang disertai dengan nyeri rujuk pada sendi sakroiliaka merupakan keluhan utama spondilolistesis. Nyeri dapat menyebar ke pinggul, paha dan kaki, dan dapat berhubungan dengan otot-otot hamstring pada usia 11 – 17 tahun.12

Diagnosis Low Back Pain
Dalam menegakkan diagnosis perlu diperhatikan hal-hal seperti derajat nyeri, stadium penyakit, lokasi nyeri dan faktor mekanik, derajat disfungsi, faktor resiko dan pekerjaan, ada tidaknya trauma, serta hasil pemeriksaan penunjang.1-3,13
Anamnesis
Hal-hal yang perlu ditanyakan yaitu sejak kapan timbul keluhan nyeri, bagaimana sifat nyeri, lokasi nyeri, hal-hal yang menyebabkan nyeri semakin bertambah atau berkurang, gejala-gejala lain yang menyertai, tindakan dan obat apa yang telah diberikan, adakah riwayat keluarga yang mengalami sakit yang sama.
Pemeriksaan fisik
Perhatikan cara berdiri, berjalan, dan duduk. Perhatikan juga apakah ada gibus, skoliosis, atau deformitas lainnya. Pada pemeriksaan fisik harus dieprhatikan hal-hal pokok pada susunan neuromuskuloskeletal yaitu : penentuan lokasi nyeri dan ada-tidaknya nyeri tekan, penyelidikan terhadap nyeri gerak, penyelidikan terhadap nyeri saat kontraksi isometrik, penyelidikan terhadap pembatasan lingkup gerakan.


Pemeriksaan radiologis
Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral dapat membantu menegakkan diagnosis.

Penatalaksanaan2,13
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka penanganan LBP ditangani secara multidisipliner. Terapi rasional nyeri pinggang adalah terapi dengan memperhatikan hal-hal seperti : stadium penyakit (akut/kronik), derajat nyeri (ringan/sedang/berat), lokasi dan faktor penyebab timbulnya rasa nyeri, derajat nyeri dan faktor resiko yang dominan, serta ada tidaknya trauma kumulatif.
Penatalaksanaan konservatif rehabilitasi medik pada LBP bertujuan untuk mengurangi atau mengontrol nyeri, memulihkan lingkup gerak sendi dan gerak tubuh yang normal, memulihkan kekuatan otot, dan memulihkan atau mempertahankan fungsi.
Prinsip penatalaksanaan dari LBP terdiri dari :
Medikamentosa
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri tanpa menghilangkan penyebab dasar LBP. Obat yang diberikan berupa golongan analgetika, yang umum dipakai adalah golongan analgetik antipiretik dan analgetik narkotika. Disamping itu dikenal pula obat yang mempunyai potensi analgetik yang dikenal dengan NSAID.
Rehabilitasi medik pada LBP
Problem rehabilitasi medik pada LBP terdiri atas :
Adanya nyeri pada tulang belakang, keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan keterbatasan dalam melakukan pekerjaan.
Program Rehabilitasi Medik
LBP oleh faktor mekanik akut
Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah, kompres air hangat, bantal panas. Biasanya kesembuhan dalam 4-5 hari
LBP oleh faktor mekanik kronik
Pada keadaan ini, hiperlordosis mendasari patofisiologi nyeri. Karena itu, tatalaksana ditujukan pada latihan-latihan untuk menghilangkan hiperlordosis tersebut.
Pemberian latihan bertujuan untuk mengurangi hiperlordosis atau memperbaiki postur tubuh, membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan biomekanik tulang punggung.
Latihan yang diberikan pada prinsipnya untuk : latihan penguatan dinding perut, otot gluteus maksimus, latihan peregangan untuk otot-otot yang memendek, dan dilakukan terutama pada otot punggung dan hamstring
LBP oleh fraktur kompresi
Dikenal 2 macam penanganan :
Konservatif
Tirah baring selama 4-6 minggu disusul mobilisasi dengan TLSO untuk 4-6 minggu lagi, bila jenis fraktur stabil. Bila tidak stabil, diperlukan tirah baring yang lebih lama lagi (6-8 minggu)
Operatif
Merupakan indikasi bila kedudukan fragmen fraktur yang jelek, sedangkan reposisi sulit dilakukan secara konservatif.

Edukasi
Edukasi bagi penderita LBP adalah proper body mechanism yaitu pada waktu berdiri, berjalan,duduk, tidur dan olah raga.1
Waktu berdiri :
Jangan memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi
Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode jongkok sebentar
Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi dari kaki yang lain, ini mengurangi hiperlordosis
Bila ingin mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tapi tekuklah pada lutut.
Waktu berjalan
Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa-gesa.
Waktu duduk :
Busa jangan terlalu lunak
Punggung kursi mempunyai kostur bentuk S, seperti kostur tulang punggung
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari paha.
Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi.
Olahraga
Pada penderita LBP dimana kondisi punggung belum cukup stabil harus dihindari olahraga bersifat regu. Yang dianjurkan adalah olahraga perorangan yaitu berenang. Jogging dan berenang juga dianjurkan.
























LAPORAN KASUS

Identitas :
Nama : Ny. N.M
Umur : 63 tahun
Alamat : Malalayang I Timur Lingk III
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Sangihe
Tanggal Pemeriksaan : 8 Desember 2009

Anamnesis
Keluhan utama :
Nyeri pada punggung kanan bawah

Riwayat Penyakit sekarang :
Nyeri pada punggung kanan bawah dirasakan penderita sejak ± 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus dan menjalar sampai ke telapak kaki. Nyeri bertambah bila penderita membungkuk, jalan jauh atau dekat dan lama, atau bila penderita duduk lama, naik tangga, pindah posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri. Nyeri berkurang jika penderita beristirahat. Bila penderita batuk, bersin atau mengejan tidak terasa nyeri. Penderita sering mengangkat ember berisi air ± 5 liter untuk menyiram bunga. Aktivitas penderita menjadi terganggu karena penderita merasa nyeri bila membungkuk, naik turun tangga atau berjalan jauh. Penderita pernah jatuh terduduk 3 tahun yang lalu, bisa langsung berdiri dan kemudian penderita diurut. Kemudian setelah jatuh itu kadang-kadang penderita merasa nyeri yang terjadi di punggung kanan bawah.
Riwayat panas, batuk-batuk lama dan penurunan berat badan disangkal penderita. Riwayat trauma tulang belakang disangkal penderita. BAB/BAK biasa.



Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi ± 5 tahun yang lalu, minum obat teratur
DM + ±26 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit keluarga :
Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

Riwayat kebiasaan :
Sering makan makanan berlemak
Sering mengangkat ember yang berisi air ± 5 liter untuk menyiram bunga
Olahraga (-)
Merokok (-)
Minum Alkohol (-)

Riwayat Sosial :
Pekerjaan sehari-hari penderita sebagai ibu rumah tangga.
Menikah mempunyai seorang suami namun telah meninggal, 3 orang anak mandiri. Sudah menikah dan mempunyai 5 cucu.
Penderita tinggal di rumah permanent 2 lantai. Lantai tersebut terbuat dari tegel, dinding terbuat dari beton, dan beratapkan seng. Kamar mandi dan WC di dalam rumah, menggunakan WC duduk.
Sumber air PAM

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
Respirasi : 24 x/m
Suhu badan : 36,20C
Kepala : Simetris, rambut hitam tebal, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjugntiva anemis -/-, sclera icterus -/-, pupil bulat isokor Ø 3mm kiri=kanan
Leher : Trachea di tengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax : Simetris kiri = kanan
Jantung : SI-II normal, bising (-)
Paru-paru : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Perut : Datar, lemas, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-), hepar & lien : tidak teraba.

Status Gizi
Berat badan : 61 kg
Tinggi badan : 151 cm
IMT : BB/TB2(m)
: 61/(1,51)2
: 26,75
Kesan : Berat badan overweight

Ekstremitas :
Status motorik :
Pemeriksaan Superior Inferior
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
Trofi otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Refleks Fisiologis Normal Normal Normal Normal
Refleks Patologis (-) (-) (-) (-)





Pemeriksaan Miotom Dermatom
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
L2 5 5 2 2
L3 5 5 2 2
L4 5 5 2 2
L5 5 5 2 2
S1 5 5 2 2

Tes provokasi
Valsava : (-)
Naffziger : (-)
Laseque : 500/800
Test O’Connel : (-)
Bragard : (-)
Sicard : (-)
Patrick : +/-
Kontra Patrick : +/-
Test Gaenslen : (-)
Test FNST : +/-

Status lokalis region lumbosacral :
Inspeksi : Alignment : lurus
deformitas : (-)
tanda radang : (-)
Nyeri tekan : S III
Spasme otot : daerah lumbosacral
Schoebertes : 15-20 cm
Finger to floor : 16 cm



LGS frunkus :
Lateral bending 300/300
Rotasi 450/450
Ekstensi 300

Visual Analog Scale :
(Vas) : 0---------------5---------------10
(8/12/09)
Vas pada pasien ini pada tanggal 8 Desember 2009 adalah 5


Resume
Seorang perempuan, 63 tahun, datang ke bagian Rehabilitasi Medik RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal 8 Desember 2009 dengan keluhan utama nyeri punggung kanan bawah. Nyeri pada punggung kanan bawah dirasakan penderita sejak ± 3 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus dan menjalar sampai ke telapak kaki. Nyeri bertambah bila penderita membungkuk, jalan jauh atau dekat dan lama, atau bila penderita duduk lama, naik tangga, pindah posisi dari tidur ke duduk atau duduk ke berdiri. Nyeri berkurang jika penderita beristirahat. Bila penderita batuk, bersin atau mengejan tidak terasa nyeri. Penderita sering mengangkat ember berisi air ± 5 liter untuk menyiram bunga. Aktivitas penderita menjadi terganggu karena penderita merasa nyeri bila membungkuk, naik turun tangga atau berjalan jauh. Penderita pernah jatuh terduduk 3 tahun yang lalu, bisa langsung berdiri dan kemudian penderita diurut. Kemudian setelah jatuh itu kadang-kadang penderita merasa nyeri yang terjadi di punggung kanan bawah.
RPD : Hipertensi (+) 5 tahun yang lalu dengan pengobatan teratur, DM (+) 26 tahun yang lalu.
St. generalis : dalam batas normal.

Pemeriksaan Klinis :
Test provokasi : Patrick (+) dekstra, Kontra Patrick (+) dekstra, FNST +/-

Diagnosa :
Diagnosis Klinis : Low Back Pain
Diagnosis Topis : Vertebra S3
Diagnosis Etiologi : sacroiliitis
Diagnosis fungsional : Disablitas karena nyeri

Terapi
Medikamentosa
Analgetik
Neuroroborantia

Masalah rehabilitasi medik :
Nyeri pinggang bawah yang menjalar sampai dengan kaki.
Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Keterbatasan dalam melakukan pekerjaan

Program Rehabilitasi Medik :
Fisioterapi
Evaluasi : Nyeri pada pinggang bawah kanan menjalar sampai telapak kaki
Spasme otot
Program : - Proper back mechanism
- Back exercise (William exercise)
- Infra red lumbosacral
Okupasi terapi
Evaluasi : Nyeri pada pinggang bawah kanan menjalar sampai telapak kaki
Gangguan aktivitas sehari-hari oleh karena nyeri
Program : Proper back mechanism
Edukasi penderita
Waktu berdiri : jangan memakai sepatu dengan tumit terlalu tinggi, berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi dari kaki yang lain untuk mengurangi hiperlordosis, bila mengambil sesuatu jangan membungkuk tapi tekuklah pada lutut.
Waktu berjalan : berjalanlah dengan posisi tegak, rilex, dan jangan tergesa-gesa.
Waktu duduk : busa jangan terlalu lunak, kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk lutut lebih rendah daripada paha. Bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan punggung kursi.
Waktu tidur : waktu tidur punggung dalam keadaan mendatar.
Olahraga : berenang.
Terapi wicara
Evaluasi : Tidak ada gangguan dalam bicara
Program : untuk saat ini belum diperlukan
Ortotik Prostetik
Evaluasi : Nyeri pinggang kanan bawah yang menjalar sampai ke telapak kaki.
Pasien masih mampu melakukan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.
Penderita masih dapat berjalan tanpa alat bantu
Program : Sementara belum diperlukan, menunggu evaluasi dari hasil terapi.
Sosial medik
Evaluasi : Penderita sebagai ibu rumah tangga memiliki 3 orang anak yang sudah menikah dan hidup mandiri.
Penderita adalah janda dan hidup bersama 1 orang anak dan mantu dan 3 orang cucu.
Rumah permanen, WC duduk
Pengobatan ditanggung oleh ASKES
Program : Motivasi penderita supaya terus melanjutkan terapi
Melakukan home visit dan periksa status social medic.
Terapi okupasi
Evaluasi : Penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari meskipun terasa nyeri saat membungkuk.
Program : Peningkatan ADL sesuai proper back mechanism.
Home Program
Tidur ditempat tidur yang rata (alas keras)
Menghindari mengangkat beban yang berat
Back exercise
Proper back mechanism

Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanatioam : Dubia ad Bonam

Comments

Popular posts from this blog

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum atas dan bawah, serviks ditampakkan. Bibir anterior serviks dijepit dengan tenakulum. ·          Dilakukan inspeksi dengan teliti terhadap serviks dan vagina ·          Terdapat d

Uji Maddox - ROD

Tujuan Tes digunakan untuk mengukur heteroforia atau tropia kecil Dasar Kedua mata melihat dengan fovea Disosiasi terjadi bila dipakai Maddox rod pada mata Alat Kamar yang gelap Filter Maddox rod(terdiri sejumlah silinder plano konveks paralel dengan jarak fokus pendek). Teknik Jarak pemeriksaan dapat jauh ataupun dekat. Kedua mata diberi kacamata koreksi. Maddox rod dipasang pada satu mata (dipakai Maddox merah) biasanya mata kanan. Dengan kedua mata terbuka pasien diminta berfiksasi pada lampu. Pasien diminta menerangkan letak garis (dilihat melalui Maddox rod) bandingkan dengan letak lampu. Bila garis Maddox rod dipasang vertikal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis horizontal. Bila garis Maddox rod dipasang horizontal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis vertikal. Bila dipasang untuk menyatukannya maka dapat ditentukan berat foria atau tropia. Nilai Bila sinar vertikal M

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid