Tadi saya baru menghadiri suatu ibadah pemuda di jemaat saya. Pembacaannya sama dengan pembacaan di gereja pada hari Minggu yang baru lewat; Matius 5:13-16. Pembicara bertanya kepada kami beberapa pertanyaan dan salah satunya seperti ini: "Siapakah diantara kalian yg siap menjadi garam dan terang dunia?". Mungkin anda berpikir bahwa sebagian besar dari kami yang hadir di ibadah itu akan mengangkat tangan sebagai tanda bersedia menjadi garam dan terang dunia. Tapi anda salah. Tidak ada satupun dari kami yg mengangkat tangan termasuk saya. Mungkin anda berpikir bahwa tidak ada satupun dari kami yg bersedia menjadi garam dan terang dunia. Bahkan saya sekalipun. Tapi, saya yakin, sama seperti saya, ada beberapa diantara mereka yg apatis, tidak mau mengangkat tangan tapi dalam hati bersedia menjadi garam dan terang dunia. Tapi, ada beberapa pula yg mungkin berpikir mereka belum mampu untuk menjadi seperti apa yg Firman Tuhan katakan.
Khotbah dibukit yg disampaikan Tuhan Yesus merupakan inti dari setiap khotbahnya semasa ada di dunia. Salah satunya yakni menjadi garam dan terang dunia. Orang Kristen yang benar-benar Kristen tidak secara otomatis akan menjadi garam dan terang dunia. Kita, sebelumnya diproses terlebih dahulu oleh Allah untuk bisa menjadi seperti apa yang Dia mau; termasuk menjadi garam dan terang dunia. Bagaimana kita bisa diproses Tuhan, kita mengerti kehendak Tuhan, kita harus dekat dengan Tuhan, intim denganNya, hingga kita bisa secara luar biasa dipakai olehNya. Dengan demikian, ketika kita menjadi garam dan terang dunia, kita mengerti bahwa bukan supaya orang lain melihat kita dan memuji kita, bukan supaya kita diberkati, tapi supaya ketika orang lain melihat kita, mereka memuliakan Bapa di Surga.
Ada alasan kenapa kita merasa belum mampu untuk menjadi garam dan terang dunia. Kita terlalu memandang rendah diri kita, terlalu banyak melihat kelemahan-kelemahan kita sehingga kita kurang melihat potensi dalam diri kita yang sudah Tuhan berikan. Karena kita diciptakan di dunia ini bukan untuk menjadi penonton orang-orang yg menjadi penginjil tapi kitalah yang akan menjadi pelaku-pelaku pekabaran Injil; diciptakan. Bukan untuk meratapi kehidupan dan menjadi sedih tapi untuk selalu bersyukur kepada Allah dalam segala hal dan menikmati betapa indahnya hidup yang dianugerakan Allah kepada kita. Jika hati kita memilih untuk bersyukur, kita akan lebih sering melihat kelebihan-kelebihan kita dan memakainya untuk membuatNya lebih dikenal, bahkan menyenangkan hatiNya. Dengan demikian tidak ada kata-kata 'belum mampu' untuk menjadi garam dan terang dunia. Allah yang memampukan kita. Allah yang bekerja melalui kita. Kita harus berpikir bahwa menjadi pengikut Kristus; artinya menjadi Kristen sejati, berarti kita HARUS menjadi garam dan terang dalam dunia ini. Tidak ada kata 'tidak mampu' karena Allah yang memampukan kita. Bukan untuk kemuliaan diri kita atau organisasi kita tapi untuk kemuliaan Allah. Bukan agar kita lebih dikenal melainkan agar Allah yang kita sembah lebih dan lebih dikenal oleh ciptaanNya. Dengan demikian, kita telah menyenangkan hatiNya.
Jadilah pribadi Kristen yang dekat dengan Allah agar kita tahu kehendakNya dan melakukannya untuk kemuliaan nama Allah.
-Jess
Khotbah dibukit yg disampaikan Tuhan Yesus merupakan inti dari setiap khotbahnya semasa ada di dunia. Salah satunya yakni menjadi garam dan terang dunia. Orang Kristen yang benar-benar Kristen tidak secara otomatis akan menjadi garam dan terang dunia. Kita, sebelumnya diproses terlebih dahulu oleh Allah untuk bisa menjadi seperti apa yang Dia mau; termasuk menjadi garam dan terang dunia. Bagaimana kita bisa diproses Tuhan, kita mengerti kehendak Tuhan, kita harus dekat dengan Tuhan, intim denganNya, hingga kita bisa secara luar biasa dipakai olehNya. Dengan demikian, ketika kita menjadi garam dan terang dunia, kita mengerti bahwa bukan supaya orang lain melihat kita dan memuji kita, bukan supaya kita diberkati, tapi supaya ketika orang lain melihat kita, mereka memuliakan Bapa di Surga.
Ada alasan kenapa kita merasa belum mampu untuk menjadi garam dan terang dunia. Kita terlalu memandang rendah diri kita, terlalu banyak melihat kelemahan-kelemahan kita sehingga kita kurang melihat potensi dalam diri kita yang sudah Tuhan berikan. Karena kita diciptakan di dunia ini bukan untuk menjadi penonton orang-orang yg menjadi penginjil tapi kitalah yang akan menjadi pelaku-pelaku pekabaran Injil; diciptakan. Bukan untuk meratapi kehidupan dan menjadi sedih tapi untuk selalu bersyukur kepada Allah dalam segala hal dan menikmati betapa indahnya hidup yang dianugerakan Allah kepada kita. Jika hati kita memilih untuk bersyukur, kita akan lebih sering melihat kelebihan-kelebihan kita dan memakainya untuk membuatNya lebih dikenal, bahkan menyenangkan hatiNya. Dengan demikian tidak ada kata-kata 'belum mampu' untuk menjadi garam dan terang dunia. Allah yang memampukan kita. Allah yang bekerja melalui kita. Kita harus berpikir bahwa menjadi pengikut Kristus; artinya menjadi Kristen sejati, berarti kita HARUS menjadi garam dan terang dalam dunia ini. Tidak ada kata 'tidak mampu' karena Allah yang memampukan kita. Bukan untuk kemuliaan diri kita atau organisasi kita tapi untuk kemuliaan Allah. Bukan agar kita lebih dikenal melainkan agar Allah yang kita sembah lebih dan lebih dikenal oleh ciptaanNya. Dengan demikian, kita telah menyenangkan hatiNya.
Jadilah pribadi Kristen yang dekat dengan Allah agar kita tahu kehendakNya dan melakukannya untuk kemuliaan nama Allah.
-Jess
Comments
Post a Comment