Skip to main content

my second week in hospital

kemaren gue iseng ikut kuis di facebook; 'mau jadi dokter spesialis apa nanti yang cocok?' (kayaknya nama kuisnya bukan itu tapi gw lupa2 ingat gitudeh pokoknya). dalam pikiran gue kebayang hasil akhirnya adalah dr. Jessy Patricia Londok SpA (secara itu impian gw sejak gw masuk Fakultas Kedokteran Unsrat semester 3)... gue berusaha sejujur mungkin mengisi kuis itu. tapi tahu gk hasilnya apa? tededeng tededengg.... gw cocoknya jadi SpAn alias Spesialis Anastesi..

waktu itu yang ada di pikiran gw adalah suntik, infus, obat. 3 hal penting itu yang ada dalam kepala gw. gw sih secara pribadi gk takut sama jarum suntik dan bahkan udah belajar nyuntik orang hahahaa... (gara2 laroscorbine nih hehehehe...), infus sih lumayan lah.. maksudnya gk takut cuman masih dalam proses belajar menginfus orang.. tapi oabat2an alias farmakologi.. bushet... waktu masih kuliah gw males banget belajar farmakologi (walaupun sebenarnya gw gk pernah bermasalah dengan namanya farmakologi.. intinya gw lulus mulus lah disitu.,. hihihi...) tapi sungguh binti gk boong, gw males banget belajar yang namanya farmakologi.. i dont know why... teorinya sepertinya menjengkelkan... 
tapi setelah CoShap di bagian anestesi (gw sebut aja dengan benar) gw baru tahu bahwa obat2 secara teori itu menyebalkan tapi prakteknya itu sangat menyenangkan.. (gw gk bermaksud menjadi penjilat karena skrg lagi CoShap Anastesi tapi bener2 rasanya menyenangkan hahahha)...

jadi mungkin benar kata kuis itu, sepertinya gw cocoknya jadi SpAn... tapi gw harus mengumpulkan alasan buat diri gw sendiri mengapa gw harus jadi SpAn... niat doang gk terlalu cukup menurut gw...

hmm.. kayaknya kali ini benar2 serius deh gw bahas ini.. hehehhe...

baidewei, tadi pagi gw ketemu seorang dokter residen yang gw suka banget ngeliat dia.. hahahah... alias ngefans.. hahahaha.... wuiiihhh... ganteng banget dia itu.. hahahhaha... gpp dia udah punya cw... kan gk berniat merampas.. niatnya sih cuman ngefans doang.... hahahahha... tenang saja...

kayaknya habis ide nih buat nulis blog....
masih sementara bikin tugas anastesi buat translate...
tapi inget rencana jadi dokter anak terusikkan dengan anastesi...
SpA... oh SpA..

yo wisss.....














Comments

Popular posts from this blog

Dilatasi dan Kuretase

Indikasi             Prosedur dilatasi dan kuretase biasanya dilakukan atas indikasi : diagnosis dan terapi perdarahan uterus abnormal, abortus, kanker pada uterus. Teknik Dilatasi Serviks Dilatasi serviks dapat dilakukan dalam anestesi umum, spinal, epidural atau paraservikal, tergantung dari indikasi tindakan. Dilatasi biasanya dilakukan sebelum kuretase tapi juga bisa sebagai tindakan terapeutik pada stenosis servikalis. ·          Pasien dalam posisi litotomi, perineum, vagina dilakukan a dan antisepsis. Pasien dianjurkan untuk berkemih sebelum tindakan, kateterisasi dilakukan bila dicurigai masih terdapat residu urin yang signifikan. ·          Pemeriksaan dalam perlu dilakukan sebelum melakukan dilatasi serviks, menentukan ukuran dan posisi seviks, uterus dan adneksa.   ·          Dipasang spekulum atas dan bawah, serviks ditampakkan. Bibir anterior serviks dijepit dengan tenakulum. ·          Dilakukan inspeksi dengan teliti terhadap serviks dan vagina ·          Terdapat d

Uji Maddox - ROD

Tujuan Tes digunakan untuk mengukur heteroforia atau tropia kecil Dasar Kedua mata melihat dengan fovea Disosiasi terjadi bila dipakai Maddox rod pada mata Alat Kamar yang gelap Filter Maddox rod(terdiri sejumlah silinder plano konveks paralel dengan jarak fokus pendek). Teknik Jarak pemeriksaan dapat jauh ataupun dekat. Kedua mata diberi kacamata koreksi. Maddox rod dipasang pada satu mata (dipakai Maddox merah) biasanya mata kanan. Dengan kedua mata terbuka pasien diminta berfiksasi pada lampu. Pasien diminta menerangkan letak garis (dilihat melalui Maddox rod) bandingkan dengan letak lampu. Bila garis Maddox rod dipasang vertikal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis horizontal. Bila garis Maddox rod dipasang horizontal maka garis cahaya melalui Maddox rod berupa garis vertikal. Bila dipasang untuk menyatukannya maka dapat ditentukan berat foria atau tropia. Nilai Bila sinar vertikal M

Morbus Hansen - Kusta

PENDAHULUAN Kusta merupakan salah satu penyakit yang sudah ada sejak dulu. Kata kusta berasal dari bahasa India kusta, dikenal sejak 1400 tahun SM. Kata lepra disebjut dalam kitab Injil, terjemahan dari bahasa Hebrew zaraath, yang sebenarnhya mencakup beberapa penyakit lainnya. Ternyata bahwa pelbagai deskripsi mengenai penyakit ini sangat kabur apabila dibandingkan dengan kusta yang dikenal saat ini. Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Bakteri ini bersifat intraseluler obligat, dengan saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke orga lain kecuali susunan saraf pusat. Kusta merupakan penyakit yang menyeramkan dan sangat ditakuti oleh karena dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan deformitas. Oleh sebab itu penderita kusta bukan menderita karena penyakitnya saja, tetapi juga dikucilkan masyarakat disekitarnya akibat cacat pada wajah dan anggota tubuh. Insid